Jumat, 30 Juli 2021

Tentang Mila dan Sejuta Impiannya

Milah Smart

    Sejak duduk di kelas X SMA, Mila sudah menyukai buku-buku training motivasi. Berawal dari kebiasaan teteh Husnul (kakak peremuan kedua) yang kalau pulang dari kampusnya (UM Metro) pasti membawakan seabrek majalah. Saat mahasiswa pada umumnya pulang kampung dengan membawa oleh-oleh berupa kue, coklat, snack dan sejenisnya, teteh Husnul malah bawa majalah. hehe. Tapi dari majalah-majalah yang dibawanyalah sampai akhirnya banyak memepengaruhi hidup Mila. 

    Diantara majalah yang sering dibawa itu Majalah UMMI, majalah Ar-risalah, majalah remaja el-Fata dan beberapa majalah remaja lainnya (Mila lupa namanya). Ummi kami, suka dengan majalah UMMI. Kadang kalau kalau lagi telponan dengan teteh Husnul di pondok "Dede (Panggilan Umi ke teteh Husnul) kalau pulang, Ummi nitip Majalah Ummi ya. "Muhun mi, nanti ana belikan "jawab teteh mengabulkan permintaan Umi.

    Sejak kami kecil Ummi kami (Siti Masuro) memang suka membaca buku. Sedang Abi kami (Jalaluddin), beliau suka menemani orang yang baca. Walau Abi berkerja sebagai seorang petani, semangat belajar Abi juga sangat tinggi

    Biasanya kalau sore suka baca buku. Mila masih ingat sekali, dulu Abi suka baca Sirah Nabawiyah, bulughul maram, dan beberapa buku gerakan islam yang lembarannya sampe ratusan. Risalah Dakwah Hasan Al Banna juga dilalap. 

    Namun karena sibukannya Abi di ladang dan kebun, dan pas pulang sudah lelah jadi jarang membaca. Abi kadang menamani Umi yang lagi baca sambil menyenderkan pungguhnya di dinding rumah. (Nangunjar mun cek bahasa Sunda mah) hehe. Anak-anaknya juga nimbrung.

    Jika ada yang perlu dibahas biasanya Abi mengcut. Misal dengan ada tulisan yang didalamnya mengandung firman Allah tentang keluarga.  "Jagalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka." 

    "Kehela Nyai (sayang) ini kalimat yang tadi dibaca kumaha hartina."

    "Ya kita teh berat ya A jadi kepala keluarga teh. Harus menjaga istri dan anak-anak dari api neraka." Umi menanggapi

    "Kumaha ini barudak (anak-anak) pendapatnya" tanya Abi kepada kami

    "Aku! Ya kita harus saling menjaga bi. jangan berantem, harus saling sayang dan saling menjaga." Ucap teteh sambil memeluk Mila dan adek-adek. 

    Kadang Abi juga suka menyanyi nasyid sambil bersiul. Kami, anak-anak yang lagi ngepel dan nyapu semangat, itung-itung itu backshound yang mengiringi aktifitas kami. hehe. Iya dulu mah ndak ada HP. ada juga TIP (kadet gitu yang distel bulak balik. Hanya punya tiga kaset. Dua kaset isinya murotal Al Ghamidi dan Syekh Mathrud dan nasyid Raihan. 

    Setiap pagi, sore diputer-puter. Sebelum nasyid, pokoknya harus nyetel ngaji dulu. Surah Al Baqarah itu pasti distel. Lama juga kan, hampir tiga juz. 

    Hal itu ternyata nurun ke anak-anaknya. Anak-anaknya suka baca apa? WA, status di media sosial. Hadehhh. kadang-kadang baca buku juga ding.😁

    Walau jenjang pendidikan ummi kami hanya sampai Sekolah Dasar dan abi di jenjang SMP, mereka berdua memiliki tekad, anak-anaknya harus berpendidikan lebih tinggi daripada pendidikan mereka. 

    "Anak-anak ummi Abi kudu berpendidikan minimal S1. Begitupun dengan para calon menantunya. #eaa catet ya😉. Tetap yang lebih utamanya ad-diennya bagus. Sholeh, tutur katanya santun, hormat pada orang tua, berakhlak dan berpendidikan." Abi menasehati.

  Bagi kami, ummi dan abi adalah seorang profesor hebat di alam raya. Bagaimana tidak, setiap pagi Umi menyiapkan sarapan kami sebelum berangkat sekolah dan abi bekerja keras penuh tanggjawab untuk membayar biaya pendidikan kami. Sampai-sampai pada tahun 2016 kemarin Umi dan Abi membiayai anaknya dari semua jenjang pendidikan. Jenjang SD (Imut), SMP (Lukman), SMA (Fatimah), S1 (Mila) sampai S2 (Husnul). Bayangkan, Kalau bukan atas pertolongan Allah, tentu semuanya tidak bisa mereka biayai.

     Prinsip Abi, jika kita sudah punya impian, sudah punya azzam maka kita hanya berusaha dan  bertawakallah kepada Allah. Allah lah yang akan memberian jalan kepada kita untuk mewujudkannya (dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka)

    Ucapannya betul, beberapa dari kami, bisa sekolah dan kuliah karena mendapat berbagai beasiswa. Mila sendiri (selama kuliah di UIN) mendapat berasiswa Kabupaten Tanggamus (2013, Lampung Peduli (2014), DIPA (2015), Beasiswa Bank Indonesia (2016)

     Buat Mila, keadaan ekonomi keluarga tidak boleh menjadi alasan untuk meraih pendidikan dan mewujudkan impian. Karena orang miskin bukanlah mereka yang tidak memiliki harta berlimpah, tapi orang miskin adalah mereka yang tidak memiliki impian daam hidupnya.

     Bagimana kelanjutan tulisan ini? Tunggu di postingan berikutnya. 😉🙏

Moga tetap sehat dan bahagia selalu ya

Salam
Milah Smart
Slide Designer Muslimah

16 komentar:

  1. Masyaa Allah, sy tertegun sama kalimat Abi Mila di paragraf terakhir tentang impian dan azzam. Semoga Mila dan keluarga bisa sukses kedepannya dunia akhiray

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Kalimatnya sederhana namun perlu pemaknaan yang mendalam. Semoga kita bisa menerapkan dalam kehidupan kita yaa

      Hapus
  2. jadi paham sekeluarganya mba Mila deh hehe... ayo para calon, pastikan bawa ijazah S1 nya. hehehe...

    BalasHapus
  3. Masya Allah, menginspirasi, tak perlu memandang latar belakang keluarga yang terpeting adalah impiannya bukan begitu kak mila?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Karena sukses adalah hak setiap hamba Allah

      Hapus
  4. Heri Joko Said: Alhamdulillah ternyata bacaan keluarga Mila tidak jauh berbeda dengan saya yang dulu suka baca majalah Nikah (Sakinah), Al-Furqon dan lainnya. tapi saat ini sudah tidak aktif lagi membaca majalah karena sudah tergantikan dengan majalah digital.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. sama aja. Umi dan Abi juga jangan membeli buku lagi. Selain memang ndak terbit lagi, jamannya udah berbeda. Digantikn dengan dunia literasi digital

      Hapus
  5. Semangat kak, mudah-mudahan tidak hanya kita yang beruntung bisa menikmati jenjang pendidikan sarjana dengan jalur beasiswa. mudah-mudahan semakin banyak pemuda-pemudi indonesia yang juga bisa sampai memiliki gelar sarjana dan tentunya juga memiliki hoby membaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Betul kak. Membangun mental optimisme itu tidak mudah tapi bisa kita lakukan ya.

      Hapus
  6. Salam kenal mbak mila. Semoga sukses dengan mimpinya. Semangat.. ^°^

    BalasHapus
  7. Wow luar biasa
    Terus berjuang dan berusaha mewujudkan
    Impian dan cita cita
    Sukses selalu

    BalasHapus
  8. Terus semangat menggapai impian mba Mila. Salut sama perjuangannya. Semoga sukses selalu...

    BalasHapus
  9. Sukses terus kak milla, tetap rendah hati dan konsisten yaa. Semoga apa yg jadi doa bisa terwujud. aamiin

    BalasHapus
  10. Semangat terus Kak Mila untuk meraih mimpi-mimpinya ya. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk sukses, walau jalan dan hasilnya pasti berbeda ya. Semoga sukses dunia dan akhirat ya aamiin

    BalasHapus