Minggu, 03 Oktober 2021

Semangat Dalam Senyap

Milah Smart

Sahabat Mila, mengutip dari nasehat Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam al-Fawa’id, beliau mengibaratkan bahwa ketika kita “beramal tanpa ikhlas dan ittiba’ (meneladani Nabi), maka hal itu, laksana musafir yang mengisi tas ransumnya dengan pasir. Hanya memberatkan perjalanannya, pun tidak bermanfaat baginya.”


Ketahuilah bahwa tidak akan berguna amal tanpa ikhlas, sebagaimana tak disebut amal shalih jika tidak benar dalam hal cara. Fudhail bin ‘Iyadh ra. Menafsirkan firman Allah ta’ala, “Allahlah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (Q.S. Al-Mulk:2)

Beliau Muhammad SAW, “Yang dimaksud paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas yang paling benar amalnya. Sesungguhnya amal itu apabila ihlas tapi tidak benar caranya maka tidak akan diterima dan apabila benar tetapi tidak ikhlas juga tidak akan diterima. Amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas adalah beramal karena Allah, sedangkan benar adalah sesuai sunnah Rasulullah SAW.”

Diantara cara menjaga dan membiasakan ikhlas adalah dengan menyembunyikan amal kebaikan semampunya, kecuali amal-amal yang memang harus tampak. Karena amal yang dilakukan dalam kesendirian lebih memungkinkan terhindar dari riya’ dan lebih bisa terjaga keikhlasannya. Karena itulah kita mengetahui bahwa para salaf dahulu berusaha memperbagus dan memperbanyak amal dalam kesendirian melebihi kebagusan amal di tengah keramaian. 

Imam Asy- Syafi’i  menuliskan dalam salah satu kitabnya yang berjudul Ta’thirul Anfas bahwa, “Sudah sepatutnya bagi seoang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.” 

Manusia terbagi tiga golongan dalam hal perbandingan antara amal yang tersembunyi dengan amal yang tampak. Seperti yang dikatakan oleh Sufyan bin Uyainah r.a yang dinukil dalam Shifatu Shafwahnya Ibnu al-Jauzi, berkata, “Apabila amal yang tersembunyi setara dengan amalan yang terang-terangan, maka itu adalah adil. Apabila amalan yang tersembunyi lebih baik dari amal yang dilakukan terang-terangan, maka itu adalah keutamaan. Dan apabila amal yang terang-terangan lebih baik dari amal yang tersembunyi, maka ia adalah keculasan (pencitraan).”

Sahabat Mila, kalau kita lihat dalam sejarah, bahwa para pendahulu kita yang shalih (jaman Nabi, para sahabat dan tabi'in), mereka tidak hanya memperbanyak amal yang senyap, namun berusaha menyembunyikan amal yang memungkinkan untuk disembunyikan.” Mereka menyembunyikan amal shalihnya seperti ketika orang-orang menyembunyikan emas permata agar tak diketahui oleh pencuri.

Salam,
Milah Smart
Slide Designer Muslimah & Training Facilitator

8 komentar:

  1. Masya Allah ,self reminder untuk diri ini agar selalu memperbaiki hati dan niat dalam mengerjakan kebaikan

    BalasHapus
  2. Ma Syaa Allah, semngt dalam karya teh, semoga Allah selalu melindungi teh mila, dan selalu di berikan ke iklasan dalam berbagi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Doa yang sama untuk eneng disana ya. Semoga berkah selalu aktifitasnya

      Hapus
  3. masya Allah senang diingatkan kembali sehingga bikin hati ini jadi makin banyak bersyukur ingin lebih banyak berbagi

    BalasHapus
  4. Masya Allah senang banget nambah semangat abis baca ini, jadi muhasabah agar makin lebih baik

    BalasHapus
  5. Barokallah teteh Mila. Hatur nuhun atas pengingatnya

    BalasHapus