Selasa, 22 Maret 2022

Bersua Atas IzinNya


Sahabat pernah kita merasa teman atau sahabat yang dulu (saat kuliah) pernah bersama, tiba-tiba setelah lulus berpencar, kita berpisah dan menghilang entah kemana. 


Ada yang menikah, bekerja, memperdalam karier, menempuh pendidikan lanjutan atau merintis sebuah usaha dan lainnya.  Hingga kesibukan-kesibukan itu akhirnya membuat kita tidak bisa bersama lagi,  saling menyapa di whatsapp pun,  mungkin tak sempat. 

Disinilah letak perbedaan kualitas persahabatan.  Persahabatan yang diikat atas dasar iman, akan selalu subur dan terjaga,  walau secara fisik tidak bisa saling bersua namun keduanya sama-sama melangitkan doa.

Di sepertiga malamnya, mendoakan secara diam-diam tanpa sepengetahuan kita. Ia memohonkan agar sahabatnya diberikan kemudahan dalam belajar dan mewujudkannya impiannya, dilancarkan dalam mengurus pekerjaannnya, mencari nafkah, menjaga diri, suami, anak dan keluarganya, dan masih banyak lagi mungkin doa doa yang senantiasa ia panjatkan kepada Rabb semesta Alam.

Sungguh indah bukan memiliki sahabat yang demikian? Kehadirannya tak tampah namun doanya-doanya berdampak..

Ya, begitupun dengan sahabat Mila yang satu ini. Beliau (yang di sebelah kiri Mila ini)  amanya Ani Latifah.

Mila dan Anil (sapaan akrabnya) dipertemukan di kampus, tahun 2013 silam. Waktu itu kami sama-sama menjadi mahasiswa baru di UIN Raden Intan Lampung. 

Mila jurusan KPI dan Anil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Wow! Bahasa Inggris, kebayang kan, sahabat Mila yang dari UIN pasti tau bagaimana mata kuliahnya di jurusan bahasa asing ini. Hehe. 

Singkat cerita, 2018 kami berpisah, Mila masih di Bandar Lampung dan beliau mengambil S2 jurusan Linguistik Terapan Universitas Negeri Yogyakarta.

Sejak saat itu, kami pun hanya berteman biasa,  bahkan nyaris tak pernah saling menyapa di WA. Namun dengan kasih sayang Allah,  kemarin (Ahad,  20 Maret 2022) kami bertemu di tengah-tengah suasana Pasar Kreativitas Gedong Meneng (PasGede)

Saat itu Mila sedang beli Sate. Kebetulan Mila juga buka taman baca disana.  

Ia menepuk pundak seraya berkata:

"Ukh Mila"  sapanya.

"Iya mbak" sahutku sambil tersenyum sipit. Sunggu Mila tidak mengenalinya. 

"Ukh ini Anil" Ia membuka masker sambil menepuk pundakku lagi. 

"Anil." sahutku dengan agak sedikit kaget.

Rindu yang terpendam selama lima tahun kini pecah. Kami saling berpelukan erat, sambil saling berpegangan tangan,  kami pun saling bertanya kabar dan kesibukan.

Sudah beberapa bulan ini gadis kelahiran Bumi Jaya, 12 November ini menetap di Bandar Lampung.

Kini, muslimah yang memiliki motto "Man Jadda Wajada" ini sudah menjadi pendidik di salah satu lembaga pendidikan berbasis Islam yang di kota Bandar Lampung.

Banyak kenangan indah yang Mila lewati bersama dengan anak semata wayang ini. 

Diantara yang paling berkesan adalah sast perjalanan kami menuju kampus UIN Raden Fatah Palembang tahun 2016 silam. 

Waktu itu Mila, Anil dan 7 orang menjadi delegasi KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Wilayah Lampung dalam agenda Training Leadership tingkat 2.

Sampai di Palembang pukul 23.40 WIB,  tepar campur laper juga, pas tidur banyak nyamuk.  Hehe.  Pagi-pagi setelah olahraga dan mandi terus sarapan, setelahnya masuk angin. Aya-aya wae ya ukh. 😁

Seru tapi, kami saling menjaga dan mengasihi. Ada Ega, Rani, sama Iit juga waktu itu. Ah! moment itu tidak akan terulang lagi pokoknya. 

Namun kenangannya sulit untuk lupakan.  Semoga Anti juga tidak lupa ya ukh.

Banyak belajar juga tentang kepribadian dari sosok Anil. Perempuan yang lembut dan penuh kasih sayang ini sunguh begitu santun. Ke-ibukan banget.  

Pernah juga waktu itu,  (di jaman kuliah) Mila pas ndak ada uang suka main ke kontrakan nya dan sampai disana dimasakin telor atau mie sama Anil, sering juga buatin susu Energen itu yah. Kebetulan di kontakannya dia nyetok banyak. 

Pernah juga Mila menginap di kontrakan, ikut nyuci baju karena di kontrakan kami sedang rusak sanyo airnya. Sampai jemur plus nyetrika disana. Karena mau ikut training di KAMMI ndak sempat pulang ke kontrakan.

Ukh Anil, terima kasih yah sudah mau berteman dan bersahabat dengan Mila.  

Mila mendoakan semoga Anil selalu Allah berkahi kehidupannya dan Allah mudahkan dalam memanfaatkan ilmunya. Aamiin

Setelah beberapa menit berbincang kami pun berfoto dan berpisah..

-------------

Sahabat Mila, salah satu akhlak yang harus diutamakan dalam menjalin persahabatan adalah berprasangka baik dan saling mendoakan. 

Punya teman, sahabat yang baik adalah bagian rezeki dariNya.  

Karenanya jangan pernah menyiayakkan setiap orang yang hadir dalam hidup kita. Terimalah mereka dengan penuh kesyukuran. 

Betul begitu sahabat? 

Salam, 
Milah Smart

1 komentar:

  1. saling mendoakan dan saling mendukung agar persahabatan menjadi langgeng :D

    BalasHapus