Jumat, 12 Agustus 2022

Saat Ujian Hadir Menyapa, Ingat Rumus MLM aja

Dokumen Pribadi - Milah Smart

Assalamualaikum, Selamat malam sahabat Mila. Semoga malam ini kita termasuk orang-orang yang tenang hatinya dan penuh dengan kebahagiaan

Sahabat Mila, Yuk baca doa ini dulu sebelum kita istirahat.


Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang membaca ketika ia menuju tempat tidurnya :


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهَ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ وَلاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ


“Tidak ada Illah yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan upaya, kecuali dengan pertolongan Allah. Maha Suci Allah, segala puji bagi-Nya. Tidak ada IIlah yang berhak disembah selain Allah. Allah Maha Besar” Maka ia akan diampuni dosa-dosa oleh Allah, walaupun dosa-dosanya itu seperti buih lautan” (HR. Ibnu Hibban no. 5528. Dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullah dalam Ash-Shahihah no. 3414)


Sahabat Mila, dalam setiap lini kehidupan kita, ujian itu pasti senantiasa hadir menyapa.

Satu hal yang harus kita ingat adalah "Saat ujian hadir menyapa, bagaimana sikap kita seharusnya?"


Pada kesempatan ini, Mila ingin share beberapa hal yang harus kita lakukan saat ujian hadir menyapa. Agar mudah mengingatknya Mila singkat menjadi MLM.

Apa saja penjelasannya? Mari kita lanjutkan membaca.

1. Menyadari bahwa Ujian adalah bentuk dari kasih sayang Allah

Tidak ada satu pun mahluk di muka bumi ini yang tidak Allah uji kehidupannya.

Diantara kasih sayang Allah kepada kita adalah Allah tidak memberikan ujian kepada manusia kecuali sesuai dengan kamampuannya.


Allah berfirman dalam Al-quran:


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286).


2. Lakukan Perbaikan.

Tidak ada satu kesalahan yang paling baik kecuali ia mampu menjadikan kesalahan ini sebagai perbaikan kedepannya. Begitupun saat ujian hadir menyapa. Misal konflik dengan orang tua (karena ketidakterbukaan kita terhadap uang yang diberikan oleh orag tua), konflik dengan kakak atau suadara atau juga teman, maka hal ini harus diperbaiki.


Bagimana cara memperbaikinya? Yakni dengan berkomunikasi, saling jujur dan terbuka.


Hingga ada satu ungkapan "berkatalah jujur walau hal itu menyakitkan."


Kejujuran ini akan menghadirkan kedamaian dan ketenangan, sementara kebohongan akan mendatangkan penderitaan.


Setelah berkomunikasi, saling terbuka, maka perlu saling komitmen (membuat kesepakatan bersama) bahwa ujian ini dijadikan sebagai pembelajaran untuk saling mendukung, menguatkan, mendoakan dan saling merangkul.


Jangan sampai karena masalah sepele, hubungan antar tali keluarga terlerai tak bisa menyatu kembali. Ketauhilah sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang bercerai berai.


3. Muhasabah

Muhasabah adalah bagian dari kegiatan yang harus ada setiap harinya. Tanpa muhasabah hidup manusia tidak akan terarah. Muhasabah juga bisa diartikan sebagai evaluasi diri.


Muhasabah disini terbagi menjadi dua. Muhasabah internal dan muhasabah eksternal. Muhasabah secara Internal adalah memperhatikan hubungan kita dengan Rabb, bagaimana menjaga kemurnian niat dalam beramal, bagaimana aktivitas ibadahnya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan Allah.


Bagaimana melakukannya? Beristigfar, meminta ampunan kepada Allah. Karena hanya Allah yang bisa memberikan pertolongan. Salah satu bentuk pertologan Allah adalah kemudahan dalam mencari solusi.


Allah Taa'la berfirman:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ


“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS. Al-Baqarah: 185).


Diantara banyak doa pengampunan dalam Al-quran adalah doa dari Nabi Adam ‘alaihis salam,


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ


“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 23).


Boleh juga membaca doa seperti doa pengampunan yang dipanjatkan oleh Nabi Musa ‘alaihis salam,


رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي


“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku.” (QS. Al- Qashash: 16)


Dalam sebuah hadist juga disebutkan mengenai istigfar menjadi solusi atas setiap permasalahan. Riwayat ini disebutkan oleh Al Hafidz Ibnu Hajar di Fathul Bari. Mari kita simak.


“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kemiskinannya. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau tentang kekeringan pada lahan (kebunnya). Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian orang lain mengadu lagi kepada beliau karena sampai waktu itu belum memiliki anak. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.


Kemudian setelah itu Al Hasan Al Bashri membacakan surat Nuh ayat 10-12.


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)


“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)


Kedua, Muhasabah eksternal, tentu ini kita evaluasi mengenai hubungan kita dengan mmahluk Allah. Jangan-jangan kita diuji oleh suatu hal karena kita menjaga adab-adab dalam berinteraksi, tidak santun kepada orang tua, atau juga tidak menyayangi mahluk Allah yang ada di sekitar kita.

Hal yang paling mudah adalah meminta maaf kepada mereka atas kesalahan yang pernah kita lakukan. 

Meminta maaf tidak akan membuat diri kita menjadi terhina.

Meminta maaf tidak akan membuat diri kita tidak bergarga.

Meminta maaf memang tidak membuat masalah selesai, tapi membuat masalah dapat terurai.

Waktu muhasabah bisa dilakukan kapan saja. Lebih utama memang di malam hari ya, setelah kita berwudu, sholat sunah dan baca Alquran agar ati kita semakin damai. Setalah itu buat daftar list masalah atau sesuatu yang ingin kita evaluasi.


Jika kita disakiti oleh rekan kerja kita, tulis namanya kemudian hapus lagi, sembari kita doakan semoga Allah memberikan bimbingan dan hidayahNya kepada kita semua,


Jika tadi berbohong saat berbicara dengan teman kita istigfar kepada Allah. dan lain sebagainya.


Demikian sahabat Mila, semoga bermanfaat,


Salam,

Milah Smart

Tidak ada komentar:

Posting Komentar