Senin, 22 Mei 2023

Kelas Menulis FPPI FKIP Unila

Assalamualaikum sahabat Mila, semoga selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia.

Alhamdulillah tahun 2023 ini, Mila dipercaya untuk menjadi salah satu mentor program "Inspiring Spiritual Class (ISC)"  Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Universitas Lampung.

Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Unila merupakan suatu Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang berada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

 

Sejak berdirinya, FPPI FKIP Unila telah banyak melahirkan anggota-anggota yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik, dan keagamaan. Tetapi juga menumbuhkan karakter seorang pemimpin.  Hal ini terlihat dari sebaran alumni anggota FPPI yang memiliki posisi penting di berbagai sektor kehidupan.

Program Inspiring Spiritual Class (ISC) sendiri dirancang sebagai forum silaturahmi dan pembinaan dalam meningkatkan aspek spiritual serta minat bakat mahasiswa muslim FKIP Universitas Lampung.

 

Ada empat kelas yang dibuka dalam program Inspiring Spiritual Class (ISC) ini. Kelas Menulis, kelas Kaligrafi, kelas Tahfidz dan kelas Public Speaking.

 

“Semarak Bercita, Generasi Muda Berkarya, Menebar Inovasi Mulia Penuh Makna”. Adalah tema besar yang diangkat dalam program itu.


Setiap kelas ini, ada 4 empat kali pertemuan. Kalau dari panitia menjadwalkan pekan ketiga Mei sampai akhir bulan Juni 2023 mendatang. Keren kan FPPI FKIP Unila?

 

Kemarin (21/5/2023) adalah pertemuan perdana untuk kelas Menulis. Awalnya diharapkan bisa belajar secara tatap muka (offline). Tetapi karena beberapa hal dan Mila juga ndak bisa hadir, akhirnya dibuat online.

 

Pesertanya ada 11 orang. Walau hanya 11 orang, tapi Mila sangat excited banget. Karena ini adalah kesempatan berharga buat Mila. Eeaaa

 

Iya. Mila ingat sama nasehat Abi. Waktu itu (2013 silam), saat Mila diterima sebagai mahasiswa UIN Raden Intan Lampung. Awalnya Mila ingin kuliah di Unila tapi Ummi tidak merestui. Alhasil Mila didaftarkan teteh Husnul di kampus UIN dan alhamdulillah diterima.

 


“Ndak papa adek kuliahnya di kampus UIN (dulu IAIN namanya), Abi yakin suatu saat nanti, akan mengisi training di kampus Unila.” Kata Abi dalam satu kesempatan.

 

Biidznillah. Ternyata hal itu benar terbukti. Sejak tahun 202, Mila sering diminta mengisi berbagai kajian, seminar atau training di kampus ini. Baik itu atas nama UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maupun komunitas di luar UKM.

 

Bahkan di 2022 kemarin, saat Mila mengadakan “kelas Desain Grafis lewat PowerPoint”, ada satu pesertanya adalah dosen dan istrinya pimpinan di kampus Unila. Tapi Mila ndak tau dan tidak kenal.

 

Setelah pemberajaran daring selesai, Mila update foto pembelajaran. Ada teman Mila komen. “Kenal sama beliau?” katanya di chat WA

 

“Iya. Salah satu peserta kelas desain grafis kemarin.” jawab Mila

 

“Tau ndak Mil. Beliau adalah istri prof (saya sensor)salah satu pimpinan tertinggi di kampus Unila.”

 

MasyaAllah, Mila hanya senyum-senyum sambil berguam, “ya Allah mudah banget ya buatMu. Terima kasih segala anugerah yang Engkau titipkan.”



Menjadi mentor menulis, buat Mila adalah kedua kalinya. Setelah satu tahun sebelumnya menjadi mentor kelas menulis di SMPIT Daarul ‘Ilmi Bandar Lampung.

 

Hasil akhir dari kelas ini adalah menerbitkan buku antologi cerpen. Semoga dapat terwujud yaa.

 

Kembali ke pertemuan awal, Mila buka dengan sesi perkenalan dan materi pengantar menulis. Awalnya Mila cangung banget dan rada kaget. Karena dari 11 orang yang on camera hanya Mila dan MC.

 

Setelah beberapa menit perjalanan, barulah ada satu yang on camera. Tetap positif thinking “mungkin signyalnya.” Buat Mila yang paling penting pesan yang disampaikan bisa diterima oleh peserta.  Cuman kadang suka rada bertanya “Ini materi bisa dipahami mereka ndak ya, ndak ada respons, ekspresinya ndak kelihatan kalau dia off camera.” Jadi Mila ajak untuk optimalkan di chat saja.

 

Di slide materi, Mila menerangkan, menulis adalah aktivitas menulis ide/gagasan dari apa yang dibaca, dilihat, didengar, dirasakan, diamati dan dipikirkan.

 

"Kita bisa memulai dengan menulis judul yang kita ingat di kepala dan membuat kaliamat dari judul itu. 8-11 kata saja." Ujar Mila

 

Mila juga mengajak seluruh peserta untuk memiliki motivasi yang kokoh "apa yang mendasari kita ingin menjadi seorang penulis."

 

Biasanya Mila juga  mengambil inspirasi dari seorang ulama besar Imam Al-Ghazali yang mengatakan "Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis.”

 

Bagi Mila, menjadi seorang penulis adalah cara mentransfer amal dan menjadi pribadi yang penuh manfaat.

 

Sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari bahwa "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.

 

Diakhir Mila juga mengajak peserta untuk membuat kalimat dari beberapa kata kunci yang Mila berikan. “Tas, Paman, Cantik.”

Berikut Mila tampilkan tantangan 1 di pertemuan perdana.

 --------------------------------------------------------------------------

Nama: Syandria Laila Putri
Tantangan 1:

Tas selempang itu aku temukan di seberang sana, sendirian tanpa pemilik. Awalnya hendak kubiarkan. Namun pada akhirnya, aku menyebrang hanya untuk menghampiri dan menyelamatkannya dari segerombolan orang yang baru saja turun dari bis terakhir.

 

Seorang pria paruh baya, kira-kira seumuran pamanku, yang juga baru turun, berhenti dan menatap tas itu lamat-lamat ketika aku baru sampai di sana. Bis berjalan kembali, menyisakan kami dan dua orang siswi SMA yang celingak-celinguk.

 

“Dik, ini tasnya, ya?” tanya pria itu, padaku. Aku refleks menggeleng. “Oh ... Kirain punya kamu.” Aku tersenyum kembali, kedua siswi tadi akhirnya maju menghampiri tas tersebut.

 

“Maaf, Pak, ini tas saya.”

 

“Oh, iya. Silakan diambil. Saya senang lihat tasnya, warnanya cantik. Mengingatkan sama anak saya di rumah, suka juga dia sama tas kayak gini,” jelas pria itu sambil tersenyum. Kemudian pamit, berjalan ke arah barat menuju barisan ruko-ruko lama. Pria itu kini menghampiri segerombolan siswa lain berseragam nyentrik di depan gerbang sekolah. Menembus keramaian dan hilang di balik gerbang bertuliskan “Selamat Datang”.


 --------------------------------------------------------------------------

Nama: Adelia Rizky
Tantangan: 1

 

Aku menyimpan ceramah guru pagi ini dalam buku di dalam tas. Aku ingat kata paman di hari ulang tahun lalu, katanya, "Pikul ilmumu di balik punggung, bawa ke mana pun, dan buka saat kamu membutuhkannya."

 

Kembali aku berpikir setelah mengingat kata paman hari itu, "Kenapa tas cantikku harus berisi buku-buku?"

 

Aku berjalan mengelilingi sekolah, menunjukkan kepada orang-orang tas mahal hadiah paman. Tak ada yang tertarik dengan tasku karena terlihat begitu berat oleh buku. Lalu, kenapa paman tak belikan aku baju?

 --------------------------------------------------------------------------

Nama: Kurnia Sari
Tantangan: 1

 

"Huuuuu tas jelek, warnanya norak", suara teriakan yang selalu terngiang dipikiranku. Tas yang selalu menjadi cemoohan teman-teman. Ya, aku menyebutnya si kuning, karena warnanya yang kuning bersinar. Mungkin untuk sebagian orang, tas lusuh ini tak terlalu penting, begitu pula bagi si kuning, tak terlalu penting untuk mendapat validasi keindahan.

 

Lain dari tas yang lain, si kuning adalah satu-satunya hartaku, begitu pula pemberinya, satu-satunya orang yang ku punya, paman. Ia adalah sosok berjasa setelah banyaknya derita yang kurasa,  mulai dari hancurnya keluarga, patahnya hati perihal cinta, dan— semua sisi yang selalu membuatku bertanya, "Apa sebenarnya yang membuatku setuju untuk hidup di dunia?".

 

"Nak, dunia memang tak akan selalu cantik seperti dirimu", ujar lelaki itu sambil mengelus kepalaku


 --------------------------------------------------------------------------

Nama: Rona Wirda Triani
Tantangan 1

 

Aku punya tas warna kuning, biasanya kugunakan untuk sekolah dan ketika Kuliah tas itu masih ku gunakan, tapi sekarang agak nyesel Juga Kenapa harus warna kuning yg kupilih, yakan ngejreng banget diliatnya pas dikampus, Cuman dulu itu mikirnya karna tasnya gede jadi bisa muat banyak jadi tas Itulah Pilihanku.

 

Tapi seingetku pamanku belum pernah melihat tas itu, karena eh .. pernah geh Jadi tahun ini aku mudik ke rumah paman bawa tas itu.

 

Paman enggak bilang si tas itu cantik, tapi meskipun begitu aku tetap menyukainya, karena meskipun warnanya ngejreng dia tetep cantik kok dimataku.

 

Apalagi kalo diisi baju banyak banget muatannya, kan jadi seneng, so meskipun warnanya menyilaukan mata tapikan setidaknya bermanfaat, titik.

 
--------------------------------------------------------------------------

Diah Septiani
Tantangan 1

 

Tas hitam dari kakak tetap menjadi kesukaan, meski warnanya sudah berubah menjadi abu-abu.

 

Sampai-sampai paman selalu mengejek saat aku memakainya. Katanya, buat apa terus memakai tas yang sudah usang itu

 

Tak peduli dengan itu, bagiku tas dari kakak tetap menjadi tas yang selalu saja cantik.

 

Jika saja sekolah mengijinkan memakai tas selempang, aku tidak akan ragu untuk memakai tas hitamku.


Selesai....

 --------------------------------------------------------------------------

 

Berbicara kelas menulis, alhamdulillah sejak pandemi, Mila mendalami dunia menulis. Khususnya dunia cerpen. Sampai saat ini Mila menulis 8 buku Antologi cerpe. Sebagian besar kisah nyata yang Mila tambahan kisahnya, jadi tetap saja cerita imajinasi.

 

Selain menjadi mentor menulis, Mila juga menjadi mentor kelas public speaking di SMAIT Daarul ‘Ilmi Bandar Lampung.


SMA IT Daarul Ilmi Bandar Lampung adalah salah satu lembaga pendidikan formal berbasis Islam Terpadu (IT) yang cukup aktif memberikan bekalan soft skill kepada siswanya.

Salah satunya adalah materi public speaking

kalau sahabat Mila mau cari sekolah yang ada banyak kegiatan soft skil? SMAIT Daarul 'Ilmi Bandar Lampung solusinya

 

Demikian sahabat Mila yang bisa Mila bagikan.
Semoga bermanfaat


Salam,
Milah Smart

Life Mentor & Muslimah Presentation Designer

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar