Assalamualaikum sahabat Mila, semoga selalu dalam keadaan sehat dan berbahagia.
Alhamdulillah tahun
2023 ini, Mila dipercaya untuk menjadi salah satu mentor program
"Inspiring Spiritual Class (ISC)"
Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Universitas Lampung.
Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Unila merupakan suatu Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) yang berada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Lampung.
Sejak berdirinya,
FPPI FKIP Unila telah banyak melahirkan anggota-anggota yang tidak hanya
berprestasi di bidang akademik, dan keagamaan. Tetapi juga menumbuhkan karakter
seorang pemimpin. Hal ini terlihat dari
sebaran alumni anggota FPPI yang memiliki posisi penting di berbagai sektor
kehidupan.
Program Inspiring
Spiritual Class (ISC) sendiri dirancang sebagai forum silaturahmi dan pembinaan
dalam meningkatkan aspek spiritual serta minat bakat mahasiswa muslim FKIP
Universitas Lampung.
Ada empat kelas
yang dibuka dalam program Inspiring Spiritual Class (ISC) ini. Kelas Menulis,
kelas Kaligrafi, kelas Tahfidz dan kelas Public Speaking.
“Semarak Bercita,
Generasi Muda Berkarya, Menebar Inovasi Mulia Penuh Makna”. Adalah tema besar
yang diangkat dalam program itu.
Setiap kelas ini, ada 4 empat kali pertemuan. Kalau dari panitia menjadwalkan
pekan ketiga Mei sampai akhir bulan Juni 2023 mendatang. Keren kan FPPI FKIP
Unila?
Kemarin (21/5/2023)
adalah pertemuan perdana untuk kelas Menulis. Awalnya diharapkan bisa belajar
secara tatap muka (offline). Tetapi karena beberapa hal dan Mila juga ndak bisa
hadir, akhirnya dibuat online.
Pesertanya ada 11
orang. Walau hanya 11 orang, tapi Mila sangat excited banget. Karena ini adalah
kesempatan berharga buat Mila. Eeaaa
Iya. Mila ingat
sama nasehat Abi. Waktu itu (2013 silam), saat Mila diterima sebagai mahasiswa
UIN Raden Intan Lampung. Awalnya Mila ingin kuliah di Unila tapi Ummi tidak
merestui. Alhasil Mila didaftarkan teteh Husnul di kampus UIN dan alhamdulillah
diterima.
“Ndak papa adek kuliahnya di kampus UIN (dulu IAIN namanya), Abi yakin suatu saat nanti, akan mengisi training di kampus Unila.” Kata Abi dalam satu kesempatan.
Biidznillah. Ternyata hal itu
benar terbukti. Sejak tahun 202, Mila sering diminta mengisi berbagai kajian, seminar
atau training di kampus ini. Baik itu atas nama UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maupun
komunitas di luar UKM.
Bahkan di 2022 kemarin,
saat Mila mengadakan “kelas Desain Grafis lewat PowerPoint”, ada satu pesertanya
adalah dosen dan istrinya pimpinan di kampus Unila. Tapi Mila ndak tau dan
tidak kenal.
Setelah pemberajaran
daring selesai, Mila update foto pembelajaran. Ada teman Mila komen. “Kenal
sama beliau?” katanya di chat WA
“Iya. Salah satu
peserta kelas desain grafis kemarin.” jawab Mila
“Tau ndak Mil. Beliau
adalah istri prof (saya sensor)salah satu pimpinan tertinggi di kampus Unila.”
MasyaAllah, Mila hanya
senyum-senyum sambil berguam, “ya Allah mudah banget ya buatMu. Terima kasih segala
anugerah yang Engkau titipkan.”
Menjadi mentor menulis, buat Mila adalah kedua kalinya. Setelah satu tahun sebelumnya
menjadi mentor kelas menulis di SMPIT Daarul ‘Ilmi Bandar Lampung.
Hasil akhir dari kelas
ini adalah menerbitkan buku antologi cerpen. Semoga dapat terwujud yaa.
Kembali ke pertemuan
awal, Mila buka dengan sesi perkenalan dan materi pengantar menulis. Awalnya Mila
cangung banget dan rada kaget. Karena dari 11 orang yang on camera hanya
Mila dan MC.
Setelah beberapa
menit perjalanan, barulah ada satu yang on camera. Tetap positif thinking
“mungkin signyalnya.” Buat Mila yang paling penting pesan yang disampaikan bisa
diterima oleh peserta. Cuman kadang suka
rada bertanya “Ini materi bisa dipahami mereka ndak ya, ndak ada respons,
ekspresinya ndak kelihatan kalau dia off camera.” Jadi Mila ajak untuk
optimalkan di chat saja.
Di slide materi, Mila
menerangkan, menulis adalah aktivitas menulis ide/gagasan dari apa yang dibaca,
dilihat, didengar, dirasakan, diamati dan dipikirkan.
"Kita bisa
memulai dengan menulis judul yang kita ingat di kepala dan membuat kaliamat
dari judul itu. 8-11 kata saja." Ujar Mila
Mila juga mengajak
seluruh peserta untuk memiliki motivasi yang kokoh "apa yang mendasari
kita ingin menjadi seorang penulis."
Biasanya Mila juga
mengambil inspirasi dari seorang ulama
besar Imam Al-Ghazali yang mengatakan "Kalau kau bukan anak raja, dan kau
bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis.”
Bagi Mila, menjadi
seorang penulis adalah cara mentransfer amal dan menjadi pribadi yang penuh
manfaat.
Sebagaimana dalam
hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari bahwa "Sebaik-baik
manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
Diakhir Mila juga
mengajak peserta untuk membuat kalimat dari beberapa kata kunci yang Mila
berikan. “Tas, Paman, Cantik.”
Berikut Mila tampilkan tantangan 1 di pertemuan perdana.
--------------------------------------------------------------------------
Nama: Syandria
Laila Putri
Tantangan 1:
Tas selempang itu
aku temukan di seberang sana, sendirian tanpa pemilik. Awalnya hendak
kubiarkan. Namun pada akhirnya, aku menyebrang hanya untuk menghampiri dan
menyelamatkannya dari segerombolan orang yang baru saja turun dari bis
terakhir.
Seorang pria paruh
baya, kira-kira seumuran pamanku, yang juga baru turun, berhenti dan menatap tas
itu lamat-lamat ketika aku baru sampai di sana. Bis berjalan kembali,
menyisakan kami dan dua orang siswi SMA yang celingak-celinguk.
“Dik, ini tasnya,
ya?” tanya pria itu, padaku. Aku refleks menggeleng. “Oh ... Kirain punya
kamu.” Aku tersenyum kembali, kedua siswi tadi akhirnya maju menghampiri tas
tersebut.
“Maaf, Pak, ini
tas saya.”
“Oh, iya. Silakan
diambil. Saya senang lihat tasnya, warnanya cantik. Mengingatkan sama anak saya
di rumah, suka juga dia sama tas kayak gini,” jelas pria itu sambil tersenyum.
Kemudian pamit, berjalan ke arah barat menuju barisan ruko-ruko lama. Pria itu
kini menghampiri segerombolan siswa lain berseragam nyentrik di depan gerbang
sekolah. Menembus keramaian dan hilang di balik gerbang bertuliskan “Selamat
Datang”.
--------------------------------------------------------------------------
Nama: Adelia Rizky
Tantangan: 1
Aku menyimpan
ceramah guru pagi ini dalam buku di dalam tas. Aku ingat kata paman di hari
ulang tahun lalu, katanya, "Pikul ilmumu di balik punggung, bawa ke mana
pun, dan buka saat kamu membutuhkannya."
Kembali aku
berpikir setelah mengingat kata paman hari itu, "Kenapa tas cantikku harus
berisi buku-buku?"
Aku berjalan mengelilingi sekolah, menunjukkan kepada orang-orang tas mahal hadiah paman. Tak ada yang tertarik dengan tasku karena terlihat begitu berat oleh buku. Lalu, kenapa paman tak belikan aku baju?
--------------------------------------------------------------------------
Nama: Kurnia Sari
Tantangan: 1
"Huuuuu tas
jelek, warnanya norak", suara teriakan yang selalu terngiang dipikiranku.
Tas yang selalu menjadi cemoohan teman-teman. Ya, aku menyebutnya si kuning,
karena warnanya yang kuning bersinar. Mungkin untuk sebagian orang, tas lusuh
ini tak terlalu penting, begitu pula bagi si kuning, tak terlalu penting untuk
mendapat validasi keindahan.
Lain dari tas yang
lain, si kuning adalah satu-satunya hartaku, begitu pula pemberinya, satu-satunya
orang yang ku punya, paman. Ia adalah sosok berjasa setelah banyaknya derita
yang kurasa, mulai dari hancurnya
keluarga, patahnya hati perihal cinta, dan— semua sisi yang selalu membuatku
bertanya, "Apa sebenarnya yang membuatku setuju untuk hidup di
dunia?".
"Nak, dunia
memang tak akan selalu cantik seperti dirimu", ujar lelaki itu sambil
mengelus kepalaku
--------------------------------------------------------------------------
Nama: Rona Wirda
Triani
Tantangan 1
Aku punya tas
warna kuning, biasanya kugunakan untuk sekolah dan ketika Kuliah tas itu masih
ku gunakan, tapi sekarang agak nyesel Juga Kenapa harus warna kuning yg
kupilih, yakan ngejreng banget diliatnya pas dikampus, Cuman dulu itu mikirnya
karna tasnya gede jadi bisa muat banyak jadi tas Itulah Pilihanku.
Tapi seingetku
pamanku belum pernah melihat tas itu, karena eh .. pernah geh Jadi tahun ini
aku mudik ke rumah paman bawa tas itu.
Paman enggak
bilang si tas itu cantik, tapi meskipun begitu aku tetap menyukainya, karena
meskipun warnanya ngejreng dia tetep cantik kok dimataku.
Apalagi kalo diisi
baju banyak banget muatannya, kan jadi seneng, so meskipun warnanya menyilaukan
mata tapikan setidaknya bermanfaat, titik.
--------------------------------------------------------------------------
Diah Septiani
Tantangan 1
Tas hitam dari
kakak tetap menjadi kesukaan, meski warnanya sudah berubah menjadi abu-abu.
Sampai-sampai
paman selalu mengejek saat aku memakainya. Katanya, buat apa terus memakai tas
yang sudah usang itu
Tak peduli dengan
itu, bagiku tas dari kakak tetap menjadi tas yang selalu saja cantik.
Jika saja sekolah
mengijinkan memakai tas selempang, aku tidak akan ragu untuk memakai tas
hitamku.
Selesai....
--------------------------------------------------------------------------
Berbicara kelas
menulis, alhamdulillah sejak pandemi, Mila mendalami dunia menulis. Khususnya dunia
cerpen. Sampai saat ini Mila menulis 8 buku Antologi cerpe. Sebagian besar
kisah nyata yang Mila tambahan kisahnya, jadi tetap saja cerita imajinasi.
Selain menjadi
mentor menulis, Mila juga menjadi mentor kelas public speaking di SMAIT Daarul ‘Ilmi
Bandar Lampung.
SMA IT Daarul
Ilmi Bandar Lampung adalah salah satu lembaga pendidikan formal berbasis Islam
Terpadu (IT) yang cukup aktif memberikan bekalan soft skill kepada siswanya.
Salah satunya adalah materi public speaking
kalau sahabat Mila mau cari sekolah yang ada
banyak kegiatan soft skil? SMAIT Daarul 'Ilmi Bandar Lampung solusinya
Demikian sahabat Mila yang bisa Mila bagikan.
Semoga bermanfaat
Salam,
Milah Smart
Life Mentor & Muslimah Presentation Designer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar