Sahabat Mila, awal tahun identik dengan Resolusi. Banyak diantara kita atau teman-teman kita saling berkicau di media sosia mengenai resolusi. Ini resolusiku, mana resolusimu?. Bahkan diantara kita mungikin menyanyakan "Apa resolusimu tahun ini?"
Sahabat Mila, awal tahun identik dengan Resolusi. Banyak diantara kita atau teman-teman kita saling berkicau di media sosia mengenai resolusi. Ini resolusiku, mana resolusimu?. Bahkan diantara kita mungikin menyanyakan "Apa resolusimu tahun ini?"
Sahabat Mila, pernahkah kita merasakan kesulitan dalam suatu urusan. Ingin kuliah tapi biaya belum mencukupi atau ingin upgrade skill dengan ikut kelas private namun dananya belum ada. Hayuu amalkan nasehat Ibnul Qayyim satu ini.
Milah Smart - Manejemen waktu shalafus sholeh |
Bismillahirohmanirrahim.
Sahabat Milasmart dimanapun berada. Bagimana kabarnya? sehat?
Semoga Allah senantiasa memberkahi setiap aktivitas kita ya. Aaamiin
Sahabat Mila pernah ndak merasakan seharian kegiatan gitu-gitu aja. Badan kerasa lemas dan capek banget, padahal ndak banyak aktifitasya. Seharian dirumah/dikontrakan, tapi rumaah masih acak-acaka ndak rapih.
Baru mengerjakan sholat duha, eh! Ndak kerasa udah dzuhur aja. Sering gitu tiba-tiba udah adzan magrib, padahal kita belum bersih-bersih diri. Akhirnya apa? Melewati hari tanpa amal yang berarti. Ketahuilah sahabat, bahwa (bisa jadi) waktumu tidak berkah. Naudzubillah.
Sebaik-baik masa adalah masa yang digunakan dengan aktifitas yang mendatangkan keberkahanNya.
Nah! Karena itulah pada kesempatakan hari ini, Mila akan mengajak sahabat Mila untuk mencermati bagimana para ulama terdahulu mengatur waktu agar full barokah.
Berikut beberapa cara ulama kita pada zaman dahulu membagi waktu mereka sehari semalam.
1. Abu Hurairah (membagi waktu malam menjadi tiga bagian)
Apa sih yang tidak kenal Abu Hurairah. Beliau salah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Abu Hurairah adalah orang yang paling banyak meriwayatkan hadist. Semasa hidupnya, hampir ia tidak pernah berpisah menemani Rasulullah SAW. Sungguh beruntung Abu Hurairah bisahidup bersama dengan manusia paling mulia sepajang zaman.
Setiap hari, aktifitasnya adalah mengisi hati dnegan ilmu-ilmu dari sosok yang suci (Nabi Muhammad SAW) dan pada malam harinya, Abu Hurairah membagi malamnya menjadi tiga bagian. Yakni untuk shalat, untuk belajar dan tidur.
2. Imam Syafi’i (membagi waktu tiga bagian)
Nah! Sosok satu ini pun sangat inspiratif. Sungguh keagungan dan keberkahan senantianya membersamai setiap langkah kehidupannya. Siapa itu? Imam Syafi’i rahimahullah namanya.
Nama lengkap Imam Syafi’i adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin as-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin al-Mutthalib bin Abdi Manaf bin Qushai. Menurut beberapa referensi yang Mila baca, beliau lahir di Gaza (Palestina) pada tahun 150 H dan wafat tahun 204 H.
Beliau adalah seorang imam yang ahli dalam al-Qur’an, ahli Hadits, ahli Ushul Fiqih, ahli Fiqih dan ahli Bahasa yang terkemuka di masanya. MasyaAllah ya. Maka tak heran semasa hidupnya beliau banyak melahirkan lebih dari delampan karya buku yang bisa kita baca dan pelajari hingga saat ini. Diantara kitab-kitab yang pernah beliau tulis diantaranya Kitab al-Umm karya Imam Syafi’i.
Imam Syafi’i yang merupakan salah satu imam mazhab ini, membagi waktu malamnya menjadi tiga bagian. Sepertiga pertamanya untuk menulis ilmu, sepertiga kedua untuk shalat malam, sepertiga akhirnya untuk tidur.
3. Imam Ghazali (membagi waktu tiga bagian)
Ya. Imam Ghazali sang Hujjahatul Islam. Beliau adalah seorang tokoh Muslim terkemuka sepanjang zaman yang dikenal sebagai seorang ulama, filsuf, dokter, psikolog, ahli hukum, dan sufi yang sangat berpengaruh di dunia Islam. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafii nama lengkapnya.
Sahabat Mila, Imam Al-Ghazali ini juga dikenal sebagai seorang penulis produktif. Bagaimana tidak, di usianya yang terbilang muda, ia mampu melahirkan lebih dari 20 karya di berbagai cabang ilmu pengetahuan. Salah satu karya beliau yang termasyhur di dunia adalah kitab Ihya` Ulum al-din. Kitab ini telah menjadi rujukan umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia dalam mempelajari ilmu tasawuf. Di dalamnya, dijelaskan tentang jalan seorang hamba untuk menuju ke hadirat Allah.
MasyaAllah. Mila kemudian bertanya dalam hati, “Di balik sosok Imam Al-Ghazali yang cerdas ini, ada sosok Ibu yang mengandung dan melahirkannya.” Sungguh beruntunya ibu ini yang memiliki putra seperti ini. Memiliki anak yang cerdas, jenius dan sholeh adalah lebih mulia dibanding harta yang berharga di dunia. Semoga kelak kita juga (sebagai ibu) mampu melahirkan anak-anak seperti Imam Al-Ghazali ini. Aamiin ya Allah.
Nah! Kemabali ke tema awal ya sahabat Mila, bahwa sama halnya dengan imam Syafi’i, Imam Ghazali rahimahullah pun membagi waktu sehari semalam menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk menulis ilmu, sepertiga untuk ibadah, dan sepertiga terakhirnya untuk istirahat.
Lalu, kapan waktu-waktu yang paling berharga untuk belajar? Kalau baca di beberapa litelatur, waktu yang sangat berharga adalah waktu pagi ini. Kebanyakan ulama menghafal pelajaran atau belajar itu di Pagi Hari. Para ulama salafus shalih memberikan kiat untuk memanfaatkan waktu belajar pada pagi hari.
Waktu yang terbaik terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur, sebelum fajar, untuk meneliti adalah pagi, untuk menulis di tengah hari dan untuk menelaah sekaligus mengulang di waktu malam.
Kita juga tau, bahwa seorang Ibu Jarir Ath-Thabrani (seorang sejarawan dan pemikir muslim dari Persia) membagi waktunya menjadi empat bagian. Pagi ia gunakan untuk membaca. Setelah waktu dzuhur dan ashar beliau gunakan untuk menuliska apa yang menjadi hasil bacaannya di pagi hari. Setelah Magrib bersambung setelah shalat Isya beliau mengajarkan ilmunya. Tengah malam beliau bangun untuk melakukan qiyamul lail.
Jarir Ath-Thabrani atau lebih dikenal dengan Ath-Thabrani, menulis rata-rata 40 halaman setiap harinya. Jumlah karangan Ibnu Jarir sebanyak 385.000 halaman.
Demikian sahabat Mila, beberapa penjelasan mengenai menejemen waktu Ulama Salafus Saleh.
Sahabat masuk gaya belajarnya di tipe siapa? Silakan tulis di kolom komentar ya. Kalau belum punya, mari kita sama-sama belajar ya.
Semoga bermanfaat. Sampai bertemud di tulisan selanjutnya.
Salam,
Milah Smart
Slide Designer Muslimah & Training Facilitator
Milah Smart - Suara Merdu Usaid Bin Hudhair |
Assalamualaikum
sahabat Mila, semoga Allah senantiasa memberikan kita keistiqomahan dalam
beriman, beribadah dan bermuamalah. Shalawat dan salam mari kita sampaikan
kepada Rasul Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat dan orang-orang yang
senantiasa berkomitmen dengan ajarannya.
Dalam
satu kesempatan, seorang Mus’ab bin Umair (seorang Sahabat Rasululah yang
diutus untuk berdakwah ke kota Yatsrib, Madinah) membacakan Alqur’an saat
bertemu dengan para pemuda yang ada di kota Yatsrib.
Dari
sekian banyak orang yang mendengarkan bacaan Alqur’an yang dilantunkan oleh
Mus’ab ini, ada laki-laki yang terpesona dan takjib dengannya. Namanya Usaid
bin Hudhair. Ia adalah kepala suku Aus yang sudah lama menetap di kota Madinah.
“Alangkah
indahnya yang kamu baca itu.” Kata
Usaid bin Hudhair.
Usaid
belum pernah mendengar bacaan yang mengagumkan seperti itu. Ia kemudian masuk
Islam untuk bisa mengenal lebih jauh tentang ajaran yang dibawa oleh Rasulullah
SAW.
Sejak
masuk Islam, Usaid sangat gigih dan semangat untuk memperlajari ayat-ayat
Alqur’an. Usaid memang diberikan kecerdasan otak yang cemerlang dalam menghafalkan firman-firman Allah. Terbukti
setelah ia berislam ia tidak pernah meninggalkan hari tanpa membaca Alqur’an.
Kalau bahasa sederhananya, tiada hati tanpa membaca Alqur’an.
Usaid
sangat mencintai ayat-ayat Alqur’an. Baginya ayat-ayat Allah itu begitu
mengagumkan! Bila ia sedang membaca Alqur’an, suaranya begitu merdu dan
menyekukkan hati. Sangat indah dan jernih. Terlebih lagi saat ia membacanya pada
malam hari.
Para
sahabat pun sangat senang ketika Usaid melantunkan firman-firman Allah itu.
Bahkan ada diantara mereka yang menunggu-nunggu Usaid ketika akan memaca
Alqur’an.
Suatu
hari, Usaid duduk di belakang rumahnya. Anak-anak dan istrinya pun sudah
tetelap tidur tepat disampingnya. Tidak jauh dari tempat duduknya, ada beberepa
kuda miliknya yang sedang berdiri kokoh dan gagah. Terikat kuat di dekat tiang
rumahnya.
Ya,
Usaid memang terkenal sebagai penunggang kuda yang ulung, bahkan dirinya tergabung
dalam pasukan berkuda Islam. Kecekatan Usaid dalam menunggang kuda begitu
mengagumkan dan memukau. Selain itu, Usaid juga sangat menguasai pedang dan
sangat jago memanah. Kuda yang gagah, pedang dan panah, selalu senantiasa
menemani Usaid saat ikut dalam peperangan.
Nah!
Malam itu, udara begitu sejuk dan lembut. Langitpun begitu bersih dan jernih. Bintang-bintang
terlihat indah berkelap kelip. Suasana yang begitu tenang dan hening itu
membuat Usaid bin Hudhair tergerak untuk membaca Alquran. Ia kemudian berwudu,
mengambil Alqur’an dan membacanya. Ayat-demi ayat yang dilantunkannya begitu
menenangkan. Suaranya mengalir merdu.
Saat beliau
sedang melantunkan ayat-ayat Allah, tiba-tiba kuda-kudanya berputar-putra.
Hiiiiekkk.....
Hiiiiekkk.... Kudanya berlari sambi bersuara. Saat
Usaid berhenti membaca Alqur’an, kuda-kudanya pun berhenti berputar. Saat ia
membaca Alqur’an lagi, kuda-kudanya kembali berputar sangat kencang. Saat Usaid
berhenti membacanya, maka kudanya pun ikut berhenti. Begitupun seterusnya
hingga Usaid menjadi heran.
“Ada
apa ini?” Usaid berbisik dalam hatinya.
Ia kemudian
bangkit melihat kuda-kudanya. Saat ia meliat ke atas langit, ia sangat terkejut.
Usaid melihat ada Awan yang membentuk seperti payung raksasa. Indah dan sangat
berkilau. Menggantung seperti lampu-lampu yang bersinar terang dan berkilau. Tak
lama awan itu bergerak dan hilang dari penglihatan Usaid.
Keesokan
harinya, ia segera bertemu denga Rasulullah dan menceritakan apa yang dialaminya
tadi malam. Mendengar hal itu, Rasul tersenyum dan mengatakan “Wahai Usaid,
itu adalah malaikat yang ingin mendengarkanmu membaca Alqur’an. Jika engkau
teruskan bacaanmu, niscaya banyak oang yang akan melihatnya pula.”
Sahabat
Mila, mendengar apa yang disampaikan Rasul, Usaid begitu berbahagia. Kuda-kuda
yang berputar saat Usaid membaca Alqur’an juga mereka melihat para malaikat itu
di langit. MasyaAllah yah.
Barokallah
ya wahai Usaid. Sungguh engkau adalah teladan bagi kami. Semoga Allah senantiasa
meramatimu dalam surgaNya. Sahabat Mila, bacaan Alqur’an Usaid ini tidak hanya didengarkan
oleh para penduduk bumi tapi juga penduduk langit.
Lalu bagaimana dengan kita? Semoga kita bisa belajar dengan sosok Mujahid satu ini ya.
Salam,
Milah Smart
Slide Degisner Muslimah &
Training Facilitator.
Milah Smart - Mencintai Nabi Tanpa Tapi |
Sahabat Mila, tepat di hari ini 20
Oktober 2021 kemarin bertepatan dengan 12 rabiul awwal 1443 H, setiap orang
khususnya di Indonesia, berlomba-lomba memperingati hari kelahiran Nabi yang
agung ini. Nabi Muhammad SAW. Dari pengajian hingga berbagai perlombaan juga
digalakkan di setiap masjid-masjid.
Namun sahabat Mila, apakah makna
sebenarnya mengenai Mualid Nabi Muhammad ini?
Milah Smart |
Bismillahirohmanirrahim.
Sahabat Milasmart, pernah ndak, merasa grogi saat presentasi materi di kelas? tiba-tiba materi semuanya hilang/ngeblang? lieur bahasa sunda mah.
Nah! ingin belajar tampil percaya diri, tapi masih bingung bagaimana caranya? Pada kesempatakan kali ini, Mila akan berbagi empat tips agar sahabat bisa tampil presentasi dengan percaya diri dan tanpa grogi.
Milah Smart |
Assalamualaikum sahabat
Mila, apa kabar? semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya:) pada kesempatan yang berbahagia ini, Mila ingin berbagi tentang beberapa tipe manusia (kita
sebagai hamba Allah) dalam menghadapi suatu ujian.
Tulisan
ini Mila rangkum dari berbagai litelatur buku-buku Islam dan berbagai buku-buku motivasi.
Salah satunya buku “Energi Sukses” karangan Ust. DR Miftahur Rahman El-Banjary,
MA. (Beliau adalah salah satu motivator asal Indonesia, peraih Doktor Termuda,
bidang Sastra dan Bahasa Arab di Universitas Cairo Mesir).
![]() |
Milah Smart |
Bismillahirrahmanirrahim
Sahabat Mila, dimanapun berada, Kali ini MIla ingin mengajak sahabat semua untuk membahas tentang satu masalah yang mungkin sudah tidak asing lagi dipendengaran kita semua. Yakni bagaimana seharusnya seorang muslim dalam menegur. Sebenarnya tulisan ini diawali dengan satu kisah MIla, beberapa tahun silam.
![]() |
Milah Smart |
Bismillahirohmanirrahim,,
Assalamualaikum sahabat Mila, semoga Allah Ta’ala yang telah mengiringi setiap kesulitan yang kita hadapi dengan kemudahan. Allah lah mengetahui bahwa keberhasilan tidak diraih tanpa kerja keras, kegigihan dan semangat untuk merealisasikan mimpi, mewujudkan karya yang bermanfaat bagi ummat Islam.
![]() |
Milah Smart |
Sahabat Mila, mengutip dari nasehat Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam al-Fawa’id, beliau mengibaratkan bahwa ketika kita “beramal tanpa ikhlas dan ittiba’ (meneladani Nabi), maka hal itu, laksana musafir yang mengisi tas ransumnya dengan pasir. Hanya memberatkan perjalanannya, pun tidak bermanfaat baginya.”
![]() |
Milah Smart |
Kalimat diatas adalah kalimat yang dikirim mbak Novri via whatsapp kemarin (28/9/21), saat Mila tanya "Mau nyumbang kalimat motivasi ndak mbak"
Ya. Atas izin Allah kami dipertemukan saat vaksin di SDIT Permata Bunda 1 Bandar Lampung. Selain sama-sama sebagai peserta vaksinasi, mbak Novri ini juga mengajar di lembaga tersebut.
Pada kesempatan kali ini admin akan share mengenai materi "4 T agar sukses mendidik anak" oleh Ust. Muhammad Samson Fajar, M. Sos. Beliau adalah Mudir Ponpes Imbadul Bilad Metro.Dalam Islam setiap amalan pasti memiliki rukun, dan yang tidak pernah tertinggal adalah tertib.
Selamat malam sahabat Mila, semoga selalu sehat dan bahagia.
Tidak ada pantas kita ucapkan malam hari ini selain beryukur kepada Allah karena kita masih bisa bernafas sampai malam ini. Termasuk nikmat yang paling besar adalah nikmat bisa membaca Al-Qur'an.
![]() |
Milah Smart |
Prakk! Terdengar lagi
ada piring yang pecah di dapur. Entah piring ke berapa yang menjadi korban atas
pertengaran ayah dan mamahnya Johan. Hampir setiap hari, Johan bersahabat
dengan suana yang sangat keruh di rumahnya.
Selain piring pecah, meja ruang makan pun pernah menjadi saksi kemarahan
ayah ketika betengah dengan mamah.
Ayah Johan adalah sosok
yang keras kepala, tidak sayang istri dan pemarah. Setiap hari ayah
menghabiskan waktunya untuk bermain judi bersama ke sembilan teman-temannya.
Bahkan tak jarang para depkolektor datang dan menggedor rumah Johan untuk
menagih hutang ayahnya. Sementara ketika itu Johanlah yang menghadapinya.
Lantaran ketika mereka datang, ayah selalu tidak ada di rumah.
Cerpen Milah Smart |
Aiman adalah anak yang periang. Tapi akhir-akhir ini, ia
sangat pendiam. Bunda pun jadi heran. Ada apa dengan Aiman? Ketika Bunda hendak
mengobrol dengan Aiman, ia pura-pura sibuk dengan mainannya.
Suatu sore, Aiman duduk di bangku taman, ia ditemani oleh buku komik Islami kesukaannya. Diam-diam ia memperhatikan bunda yang sedang menyiram bunga di taman. Ia gelisah menatap bunda. Terutama menatap benda peyangga dari kayu yang menopang kaki kananya Bunda.
Kaki kanan bunda memang diaputasi. Bunda ditabrak oleh
mobil bus yang berlawanan dari arah lain, saat bunda melitas di jalan Raden
Intan. Kejadian itu membuat Bunda tidak bisa berjalan lagi sampai sekarang.
Kemana-mana Bunda selalu membawa kayu itu sebagai alat penyangka untuk
membantunya berjalan.
Itulah kegelisahan Aiman. Pada pembagiaan rapor besok.
Bundanyalah yang akan mengambilnya. Sebelumnya, memang ayah yang selalu menamani.
Namun karena Ayah harus dinas keluar kota, Bunda yang akan menggantikannya.
Aiman malu mengajak bundanya yang cacat itu ke
sekolahnya. “Apa kata teman-teman nanti saat aku membawa bunda ke sekolah”
(guamnya dalam hati).
Sebenarnya Aiman sangat bangga dan sayang pada Bundanya
yang pintar membuat nasi liwet untuk bekal sekolahnya. Teman-teman di
sekolahnya pun sering memuji nasi buatan bundanya itu.
Saat ia di rumah, bundanya selalu menemaninya saat
belajar. Maka tak heran jika Aiman selalu menjadi juara dan masuk tiga besar di
kelasnya. Teman-teman Aiman ingin sekali bertemu juga berkenalan dengan bunda
yang dibanggakannya itu.
“Man, jam berapa besok bunda harus mengambil rapormu?”
Tanya Bunda.
“Beneran memangnya, Bunda yang akan mengambil raporku
besok?” Aiman balik tanya.
“Iya. Kebetulan Ayah lagi sibuk dan harus keluar kota,
jadi tidak bisa pulang untuk mengambil rapor Iman.” Jawab Bunda sambil memberi
pengertian kepada Aiman. “Memangnya kenapa?” Tanya Bunda penasaran.
“Em,, Ndak apa-apa ko. Bu Guru bilang jam sepuluh.” Jawab
Aiman seraya bangkit dari kursinya.
***
Esoknya,
bunda menyiapkan nasi liwet kesukaan Aiman yang juga akan dibawanya ke sekolah.
Semalam Abid dan Diki, teman-teman Aiman menelpon Aiman dan memintanya membawa
nasi liwet buatan Bundanya itu. Mereka ingin orang tua mereka juga mencicipi
bekal Aiman yang enak dan lezat itu.
“Ko,
Iman belum siap? Nanti terlambat lo nak.”
“Bunda,
Iman di rumah saja ya, Ndak udah ikut ambil rapor ke sekolah.”
“Lho
kenapa?”
“Ndak
ada apa-apa ko Bunda.”
“Kalau
ndak ada apa-apa, kenapa Iman ndak mau ikut? Aiman mau ya, takut nilai rapornya
ada merahnya?” tanya Bunda.
Bunda
menatap punggung Aiman dengan sedih. Ia tahu anak satu-satunya malu untuk
mengenalkannya pada teman-temannya di sekolah.
***
Selama
diperjalanan menuju sekolah, wajah Aiman terlihat tegang. Pikiran-pikiran buruk
melintas di kepalanya. Pasti teman-teman di sekolah akan mengejeknya setelah
melihat bunda yang selalu dibanggakannya itu ternyata cacat.
Setibanya
di gerbang SMPIT Daarul ‘Ilmi, Aiman hampir saja tidak mau turun. Namun bunda
terus membujuknya.
Aiman
dan Bunda, yang berjalan tertatih-tatih dengan kruknya, menuju lapangan itu.
Aiman hanya menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap teman-teman dan
orang tua mereka.
“Assalamualaikum...
Aiman, ini bunda yang sering kami ceritan itu?” Ucap Abid menyapa. Aiman hanya
mengangguk.
“Tante,
kenalkan ini ibunya Abid.”
Aiman
melirik bunda dan ibunya Abid yang tengah berjabat tangan dan saling tersenyum.
Tak
lama Diki, diikuti teman-temannya yang lain mengenalkan umi mereka pada Bunda.
Ternyata kehadiran bunda disambut hangat oleh teman-temannya. Tak ada satu pun
yang mempermasalahkan kaki Bunda yang catat.
“Aiman,
kamu bawa pesanan kita ndak?” tanya Iqbal tiba-tiba.
Aiman
tersenyum dan mengambil kotak besar berisi nasi liwet yang disiapkan Bundanya.
Iqbal membuka dan mereka pun bersama bundanya makan bersama di terus sekolah.
“Resepnya
apa sih bu?” Ko anak-anak kami jadi ogak bawa bekalnya sendiri.” Tanya Ibu Diki
penasaran.
“Iya
Bu, bekal Ilham, anak saya juga, mash sering utuh. Katanya sudah makan nasi
liwet buatan Bundanya Aiman.” Sahut Bunda Ilham.
Aiman
mendengar ucapan-ucapan para ibu tersebut. Hatinya mulai terbuka, meski
bundanya cacat tapi banyak kelebihan yang dimiliki Bunda. Orang-orang pun tetap
menghargainya.
Aiman
merasa malu, karena dirinya telah berprasangka buruk bahwa orang-orang akan menjelekkan
Bundanya. Ia juga merasa bersalah kepada Bundanya karena sempat merasa malu
pada dirinya yang cacat.
Aiman menarik Bunda, sambil mendekatkan wajahnya. Sebuah ciuman kecil mendarat di pipinya Bunda. “Aiman bangga pada Bunda.” Ucapnya lirih. Hatinya lega dan bahagia.
----------------------
Dibukukan dalam buku Antoogi berjudul "Surat Terakhir" Juni 2021 oleh penerbit kalanapublishing