Sabtu, 25 Maret 2023

EJA, Tiga Kunci Saat orang Lain Curhat Sama Kamu

Allahuakbar, Allahuakbar!

Allahuakbar, Allahuakbar! laillahaillah..

Usai berbuka dan sholat magrib Mila dan adek-adek makan malam. 

Sambel orek tempe campur kacang lengkap dengan telor goreng dan kerupuk yang ku goreng menjelang magrib menemani makan malam di hari in.

Adikku Imut sedari tadi tidak berbicara. Matanya berbinar dan wajahnya mulai memerah. Aku mulai bertanya, apa gerangan yang membuatnya diam membisu seperti ini. Tidak biasa.


"Huuuu,, huuuuuu..." Isaknya sambil menangis dan menggoyang-goyang sendok diatas piringnya, Nasi, orek tempe dan telor tak dimakan. 

Setelah aku selesaikan malam, ku gosok-gosok pundahknya. sambil bertanya.  "Kenapa dek menangis." tanya ku pelan.

"Huuuuuhuuuu, ,, sedih. Disini sepih... Aku ingat sama Abi, ummi dan Zakiyah di rumah." celotehnya banyak sambil bersimpuh di pahaku.

Aku hanya terdiam dan berempati padanya. ya. memang sudah tiga tahun adek Imut tinggal bersamaku.Sejak kelas 1 SMA, ia tinggal di sekolah di Bandar Lampung dan kami tinggal bersama. 

Namun, 2 tahun sebelumnya (2021-2022) pada bulan Ramadhan adek selalu di rumah karena pembelajarannya online. Waktu itu masih pandemi covid-19. Kalaupun di Bandar Lampung sebentar dan nangis juga. pernah waktu itu ummi dan adek Zakiyah ikut ke Bandar Lampung juga.

Tahun ini, hanya empat malam di rumah, dua hari munggahan (menyambut ramadan) dan dua haru puasa. 

"Aku masih ingin di rumah. Aku masih kangen sama Ummi, Abi dan Zakiyah." tangisnya lagi. 

Aku masih terdiam sambil mengelus-elus kepalanya.


Kemudian perlahan aku bilang. "Ya dek, teteh juga masih kangen sama ummi, Abi dan Zakiyah di rumah. Dulu juga waktu teteh masuk pertama kali kuliah (2013) teteh juga nangis sama mbak-mbak di kontrakan. Masak sendiri, sahur sendiri, kangen banget sama di rumah. Sama seperti adek. Tapi teteh ingat nasehat Imam Syafi'i. ""Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" Kita di Bandar Lampung untuk belajar benar ndak? untuk mencari ilmu dan menjadi anak-anak Ummi dan Abi yang sholeh dan sholehah. InsyaAllah kita meninggalkan Ummi dan Abi di rumah unuk belajar dan meraih impian kita. Yuk kita doakan ummi dan Abi di rumah. Semoga belajarnya kita disini, ummi dan Abi juga dapat pahala belajarnya. Tilawahnya kita di sini, Allah juga catat pahalanya untuk Ummi dan Abi di rumah. karena merekalah yang mengajakan kita dulu belajar ngaji. Iyaa. ujarku menghibur. 


Ku ambil HP dan Video Call di Whatsapp. Melihat dua sosok malaikat tak bersayap dan satu adikku di rumah, air mataku pun berlinang, keluar tanpa diundang dan membasahi pipiku.  Kami bertiga nangis dan adek juga ummi di rumah pun nangis. 


"Ummi, aku kangen. Aku masih ingin rumah sama Ummi dan Abi." ujar adek Imut.

Aku berdua hanya menyimak sambil menangis juga. Rasa kangen ku juga tidak bisa ditutupi. Kasih sayang Ummi dan Abi begitu terasa. Hingga kami baru saja beberapa jam berpisah, sudah kangen ingin pulang. Tapi karena demi menuntut ilmu, kami harus ridho dan tetap tegar dalam perjuangan ini.

"Iya, ummi juga sejak pagi tadi beresin kamar kalian, Ingat. Sepi lagi ini rumah. Ndak selera makan. Buka puasa pun hanya seadannya. Sing balalager nya barudak." Ujar ummi yang terlihat menghapus air mata dengan baju gamis merah yang ia gunakan.


Azan Isya berkumandang, kami pun saling mendoakan.

"Iya Mi. Ummi, kita sayang ummi, Abi dan Zakiyah ya. Ummi semangat ya ngajinya" 


Sahabat, beberapa percakapan diatas semoga bisa menjadi pelajaran ya.

Malam ini adalah malam pertama Mila dan adek-adek shaum di Bandar Lampung.  Dua hari puasa kami di kampung halaman. 


Tadi bada subuh kami bertempat naik motor boncengan meluncur dari rumah Tanggamus menuju Bandar Lampung. Jarak tempuh rumah menuju perantauan sekitar 100 km atau bisa ditempuh dengan 2-3 jam berkendaaraan.


Motor yang biasa dipakai Mila dan Fatimah lampunya redup dan kurang terang. Jadi kami pakai batrai HP untuk kendaraan. Ada banyak polisi juga di beberapa pos dan lampu merah. Mila sendri masih parno dengan pasukan berseragam hijau-hijau itu. 


Intinya disini, Mila ingin share beberapa pengalaman Mila kalau adek-adek lagi melow. Hal ini juga bisa sahabat Mila terapkan sama teman atau sahabat Muslimah kalau lagi curhat ke kamu ya. Ingat! ini tidak berlaku buat si doi yang hanya pura-pura curi perhatian sama kamu ya.

Khususon teman, sahabat dan Mahrom aja inimah.

Beberapa hal yang harus kita lakukan saat ada yang curat, atau melow sama kita. Agar lebih mudah diingat, Mila pakai akronim aja ya. Ingat tiga kata. EJA

Pertama, EMPATI. Saat ada yang sedih dan cerita kepada kita, cobalah kita berempati terlebih dahulu. Pahami dan ikut masuk dalam keadaan yang sedang ia rasakan. 

Contohnya: Saat dia berbicara, kita tanggapi dengan "Iyaa, Emmm.,,, Sedih ya,, teteh juga pernah begitu,, sini ndak papa,,, Adek pasti bisa melewatinya."

Kedua, Jadilah Pendengar yang Baik. Jadilah pendengar yang baik buat dia. Apapun yang ia katakan, dengarkan dengan baik dan penuh perhatian. Jika sudah barula kita masuk. Menguatkan dengan kisah atau pengalaman serupa yang pernah kita alami.

Contohnya: "Iya dek. Emmm, Teteh juga pernah merasakan apa yang adek rasakan. Berat banget kalau gak ingat sama impian dan cita-cita kita, inginnya pulang aja, di rumah sama ummi dan abi ya. Teteh paham betul perasaan adek."

Ketiga, Ajak untuk terus Bersyukur. Ajak dia untuk menyadari akan pentingnya bersyukur dna menyukuri nikmat yang Allah berikan. 


Contohnya begini:

"Iya dek. Alhamdulillah kita jauh juga masih punya orang tua. Teman-teman kita di Palestina, udah sendiri, jauh, sakita dan tidak punya orang tua ya. Kita harus bersyukur. Kita doakan ya, semoga ummi dan Abi juga kita semua diberikan kesehatan dan kekuatan untuk memperdalam ilmu Allah dan menjaga diri ya.



Tugas Bunda Sayang, walaupun belum jadi bunda ya. Tapi ndak papa belajar. 




Jumat, 24 Maret 2023

Senin, 20 Maret 2023

Yuk Jadi Muslimah yang Cerdas

 

Milah Smart - Yuk Jadi Muslimah yang Cerdas


Sahabat Mila,  Suatu ketika ada seorang bapak menghadap Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Ia mengeluhkan sikap anaknya yang durhaka. Menurutnya si anak ini selalu berkata kasar kepadanya dan sering kali memukulnya. Maka Umar pun memanggil anak itu dan memarihannya.


"Celakalah kamu! Tidakkah kamu tahu bahwa durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang mengundang murka Allah...? kata Umar bin Khattab


"Tunggu wahai Amirul Mukminin, jangan engkau tergesa-gesa mengadiliku. Jikalau seorang Ayah memang memiliki hak atas anaknya, bukankan si anak juga punya hak terhadap Ayahnya?" tanya sang anak.


"Benar." Jawab Umar


"Lantas, apakah hak anak terhadap Ayahnya tadi?" tanya sang anak.


"Ada tiga, Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi putra dan putrinya. Kedua, hendaklah ia menamainya dengan nama yang baik dan ketiga, hendaklah ia mengajarinya menghafal Alqur'an." jawab Umar.


Maka sang anak berkata "Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, Ayahku tak pernah melakukan satu pun dari tiga hal tersebut. ia tidak memilih calon ibu yang baik. Setelah aku lahir, aku diberi nama "Ju'al" (artinya sejenis kumbang yang hitam dan memiliki sifat emosional) dna ia tidak pernah mengajarkan Alqur'an walau satu ayat!." 


Umar bin Khattab pun berkata pada Ayahnya "Pergi sana..! Engkaulah yang mendurhakainya sewaktu kecil, pantaslah kalau ia durhaka kepadamu sekarang."


Sahabat Mila, dari kisah diatas, kita bisa mengambil satu kesimpulan bahwa peran seorang Ibu begitu besar disini. Walaupun yang Alfakir belum ada di fase ini, (mudah-mudahan Allah izinkan ya). InsyaAllah. Namun, kita sebagai muslimah, calon isteri, calon ibu (biidznillah ya, belajar dari sekarang) kudu, harus dan wajib jadi muslimah yang cerdas, shalihah dan berwawasan luas.  Kenapa? karena kelak, kitalah yang akan menjadi sekolah pertama buat anak-anak dalam keluarga.


Mari kita belajar dari para Muslimah, para Ibu pengukir sejarah. Selain peran Ayah, ada peran Ibu. Merekah (para Ibulah) yang mengantarkan putra-putrinya menjadi pemain dalam sejarah dan mengukir kejayaan.


Kalau dalam bahasa di buku berjudul "Ibunda Para Ulama" karya Dr. Sufyan bin Fuad Aswedan, MA. diterangkan bahwa 


"Peran seorang ibu sangat menentukan masa depan anak. Karena kasih sayangnya yang tulus adalah tambatan hati bagi anak dalam menapaki masa depannya, dari Ibu, anak berlajar kehangatan. Senyuman dan belaian tangan ibu akan mengobarkan semangatnya. Jari-jemari lembut yang selalu ditengadahkan sang Ibu kepada Allah, teriring doa yang tulis dan deraian air mata adalah kunci kesuksesan san anak di masa depannya. 


Untuk menjadi Ibu yang seperti yang diatas, kita harus belajar dari sekarang. Menjadi wanita muslimah yang cerdas, aktif, sehat, semangat, berwawasan luas dan senantisa menjaga sucian diri. Menjadi wanita yang lembut, santun, ramah, penuh kasih sayang dan senantisa memiliki harapan dan impian. 


Ada satu hal mendasar, yang akhirnya membuat, "Kenapa kita harus jadi wanita Muslimah yang sehat, cerdas dan berwawasan luas?" 


Mari kita simak nasehat dari Aktsam bin Shaify ra, (beliau merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW).


Dalam satu kesempatan, beliau memberikan nasehat tepada segenap teman-temannya atau murid-muridnya. Nasehatnya begini:


"Kuwasiatkan kepada kalian agar kalian senantiasa bertakwa kepada Allah dan menyambng tali silaturahmi. Dengan keduanya akar (keimanan) akan selalu tegak dan cabangnya tak akan bengkok. Hati-hatilah kalian, jangan sampai menikahi wanita yang dungu, karena hidup bersamanya adalah kenistaan..." (kisah ini terangkum dalam kitab Ma'rifatus Shahabah karya Abi Nu'aim al-Ashbahani)


Lalu, bagaimana langkahnya menjadi wanita yang cerdas? InsyaAllah akan dibahas pada postingan berikutnya? 


Bagaimana? Siap menjadi seorang wanita muslimah yang sholehah, sehat, semangat, cerdas dan berwawasan luas? tag sahabat-sahabatmu yang akan kamu ajak. 😉



Salam,

Milah Smart

Muslimah Presentation Designer

Life Mentor

----------------------------------


#ceritamila #catatanmila #milahsmart #motivatormuslimah

#muslimahpresentationdesigner #mentorlife

Tantangan hari ke -6 Kelas Bunda Sayang 2023

 Assalamualaikum sahabat Mila. Semoga dalam keadaan sehat dan berbahagia.

Tugas Bunda Sayang 

Minggu, 19 Maret 2023

Tantangan hari ke 5 - Kelas Bunda Sayang 2023

 

Assalamualaikum sahabat Mila. Semoga dalam keadaan sehat dan berbahagia.
Alhamdulillah hari Ahad masih Allah kasih kesempatan untuk belajar.

Sabtu, 18 Maret 2023

8 Karakter Pribadi Berprestasi

 

Sahabat, apa yang terbayang jika Mila tanya "Apa arti Pribadi Berprestasi itu?"

Buat Mila, Pribadi yang yang berprestasi adalah pribadi yang senantiasa belajar dan mengajarkan. Pribadi yang siap memberikan kebermanfaatan kepada orang-orang di sekitarnya. 

Jumat, 17 Maret 2023

Tantangan hari ke 4 - Kelas Bunda Sayang 2023

Milah Smart - Tantagan hari ke 3


Assalamualaikum sahabat Mila. Semoga dalam keadaan sehat dan berbahagia.

Weekend kegiatamu apa biasanya? Hari libur adalah hari untuk Mila upgrade kapasitas diri. Karna buat Mila tidak ada hari tanpa belajar. Kita bisa belajar dari apa yang kita baca, kita lihat, kita tonton atau kejadian yang kita alami dan saksikan.

Tantangan hari ke 3 - Kelas Bunda Sayang 2023


 

Assalamualaikum, selamat malam sahabat Mila. Alhamdulillah sudah sampai di hari ke 3. Tatangan kelas Bunda sayang. Hari ini jadwalnya padet banget. Revisi desian banner, ikut kajian pekanan, anter adek untuk mengisi dongeng di salah satu TPA di Bandar Lampung, buat rilis dan lain sebagainya.

Kamis, 16 Maret 2023

Tantangan 2 - Kelas Bunda Sayang 2023





Tantangan hari ke2.

Alhamdulillah masih bisa menaklukan tantangan hari kedua. MasyaAllah banyak yang harus ditingkatkan lagi, terutama menejemen waktunya. Antara kerja, belajar, keluarga dan mengerjakan tugas. Ya Menikmati saja, semoga di hari berikutnya bisa lebih baik lagi.

Rabu, 15 Maret 2023

Tantangan 1 - Kelas Bunda Sayang 2023




Assalamualaikum, selamat malam sahabat Mila. Semoga dalam keadaan sehat dan berbahagia.

Sahabat, alhamdulillah setelah sekian lama menunggu kelas Bunda sayang di Institut Ibu Profesional, akhirnya ada kelas Bunda Sayang.