Jumat, 17 Maret 2023

Tantangan hari ke 3 - Kelas Bunda Sayang 2023


 

Assalamualaikum, selamat malam sahabat Mila. Alhamdulillah sudah sampai di hari ke 3. Tatangan kelas Bunda sayang. Hari ini jadwalnya padet banget. Revisi desian banner, ikut kajian pekanan, anter adek untuk mengisi dongeng di salah satu TPA di Bandar Lampung, buat rilis dan lain sebagainya.


Tentu itu semua perlu pengorbanan waktu, kesabaran, dan terus menjaga lisan agar tidak mengeluarkan kata-kata yang kurang baik di perjalanan. Ya Allah kuatkan pundak ini.


Sampai rumah magrib dan setelah bersih-bersih, keingat belum mengerjakan tantangan hari ketiga ini.

Berat banget. Tetapi ingat lagi perjuangan matrikulasi di enam bulan lalu. Melihat lagi perjuangan msa-masa kuliahnya, menengok lagi niat-niat awal kenapa aku harus ikut komunitas Ibu Profesional, tanya kembali kenapa harus ikut kelas Institut Ibu Profesional dan ikut kelas Bunda Sayang.


Hampir terbesit dalam benak, "Udah lah hari ini tidak usah stor tantangan, lagian aku juga belum jadi isteri dan Ibu." Tapi ingat satu nasehat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. “Saat sikap lamban menyatu dengan sikap malas, maka akan melahirkan kemiskinan.”


Astagfirullahalladzim, ya Allah aku berlindung dari rasa malas dan lemah. Ya Allah bantu aku menyelesaikan setiap fase-fase kehidupan ini dnegan baik dan berkahi dan ridhoi setiap aktivitas yang aku jalani ini.


Aku beranjak dari kasur empuk ini, aku ambil wudhu dan sambil merenungi "Malas lebih dekat dengan kemiskinan". Sambil meneteskan air mata, aku menuliskan dan menyelesaikan tantangan hari ketiga ini.


Bismillah, laahaula walaaquwwata illa billah.


Dalam tantang hari ke3 ini, aku dan teman-teman kelas Bunda Sayang diberika beberapa pertanyaan. Satu diantaranya adalah "Apa yang saudaramu sering katakan tentang dirimu?"


Aku punya 4 adek, tiga perempuan dan satu laki-laki. Biasanya yang mereka ambil dan menjadi ciri khas aku adalah "Disiplin, semangat, optimis, mimpinya selangit, dan tapi kadang kurang sahaban dan tidak suka menungggu."


Aku menyadari itu. Sampai sekarang aku pun terus belajar untuk lebih legowo untuk sabar saat menunggu.


Salam satu kesempatan, aku pernah bertanya tentang diriku kepada adek-adek. Diantara mereka aja yang menjawab seperti ini.


Teh Mila itu semangat, semua pun bisa dilakukan. Apa yang menurut kita gak mungkin justru sama te Mila mungkin. "Hari ini memang aku jadi peserta, tapi dua tiga bulan kedepan atau satu, dua tahun kedepan, akulah yang akan ada di depan menjadi narasumber utamanya."


Teh Mila juga penyayang, empati dan perhatian. Saking peratiannya, adek orang lain pun diperhatikan 😅


Pernah satu momen, satu pekan Mila itu sibuk di kegiatan komunitas, pulang sore, rapat, rapat dan ada pertemuan, pulang malam. "Teh besok-besok urusin aja adek-adek, anggota dikomunitasnya ya. Adek-adek di rumah gak usah diurusin lagi. Ndak papa, kita mandiri udah bisa ngurusin rumah sendiri.


Aku ya evaluasi diri sambil mikir, ya Allah dek, maafkan teteh ya, 🥹 Sambil makan bareng, masak bareng, beres-beres bareng, duduk dan ngobrol tanpa HP terus hadir dengerin cerita mereka di sekolahnya, di kampusnya di tempat kerjanya, diskusi ringan ternyata itu bonding banget buat adek-adekku. Udah bahagia full happiness 😁🥰🥰


Selain aku coba komunikasikan, terbuka dengan adek-adek dan orang tua di rumah, aku juga melibatkan mereka dalam kegiatan-kegatanku. Mengis training aku bawa adek, Walau sekedar jadi fotografernya atau bahasa kerennya asisten. Kadang-kadang jjuga cuma jadi supirnya. Alhamdulillah mereka bahagia.😆🥰


Tapi kalau mau ngajak teh Mila pergi atau mau minta anter ke sebuah tempat atau acara, kita harus sudah rapih dari 15 menit sebelum berangkat harus sudah siap, baru ngajak teh Mila pergi. Kalau gak gitu pasti ngomel. "Ayo dek, ayo dek, ayo dek. Lama banget dandannya dan seabrek umelannya"


Aku menyadari bahwa pendidikan ku selama dua tahun dengan pendidikan semi militer (saat SMA dulu di komunitas Saka Bhayangkara) yang membuatku sangat disiplin, serius dan sangat tegas. Namun aku tetap bersyukur karena dengan pendidikan dari sini menjadi modal untukku kuliah, dapat beasiswa di kampus dan bisa masuk dunia kerja. Kepake banget, hanya yang kurang baiknya saja yang perlu di minimalisir dan penempatannya aku tepat.


Sampai saat ini, aku juga masih mentrapi rasa toreanku terhadap kasus menunggu ini. Lambat laun aku mulai legowo. Biasanya waktu menunggu aku gunakan untu baca buku, atau mengkonsep rencana konten desain atau scroling instagram tentang konten desain, motivasi. Sering juga nonton materi pembelajaran yang pernah aku ikuti sebelumnya.


Sahabat, banyak hal yang bisa kita lakukan dengan cara yang bahagia. Demikian apa yang bisa Mila sampaikan soal ini.


Kalau dari teman-teman, aku dikenal sebagai orang yang Disiplin, Tegas, Semangat, Pantang Menyerah, Optimis, Humble dan Lembut 😁


Diantara mereka mengenalku dari karangan atas, anak orang kaya dan konglomerat katanya. "Teh Mila itu orang tuanya baik, dari keluarga berada, didikung dengan fasilitas ya wajar aja sukses." kata sebagian orang yang tidak mengenalku dari dekat. 😁


Sahabat, ketahuilah bahwa benar aku berasal dari keturunan orang kaya. Karena kaya bagi keluarga kami adalah "Kaya Impian, Kaya cita-cita dan kaya akan harapan."


"Orang miskin bukanlah orang yang tidak punya rumah mewah atau harta banyak. Tapi orang miskin adalah orang yang tidak pernah punya impian, cita-cita dan harapan dalam hidupnya" begitu nasehat yang selalu Ayahku berikan kepada aku dan ketujuh anak-anaknya.


Sahabat, ketahulah bahwa aku punya HP Android dan laptap itu baru masuk tahun ketiga kuliah (semester 6). Sebelum itu, aku anya punya HP ceng ceng po (kata orang hp jadul) dan setiap hari aku menghabiskan 1-2 jam per hari di warnet untuk belajar komputer atau hanya sekedar belajar desain di aplikasi Corel.


Buatku, kegigihan, fokus dan konsisten menjadi tiga hal yang harus aku pegang dalam meraih impian. Selain itu juga doa-doa dari orang-orang tercinta adalah hal yang paling utama.


Sebagian teman-teman, adik tingkat dan guru-guru juga ada yang menggelariku "Motivator Muslimah." Aku mengangguk sambil tersenyum. Dalam hati mengaminkan😍


Sejak 2016 aku punya isntagram dan di tahun 2019 aku mulaikonsisten mengupload konten-konten motivasi di instagram. Buat ku setiap hari harus ada kebaikan yang aku bagikan. Mudah-mudahan dengan itu menjadi jalan Allah ampunan dosa dan kesalahan.


Sebagian yang lain, menganggapku tegas, saking tegasny, kadang diantaranya takut dan deg-degan saat ada pesan masuk dari nama pengirim "Mila".


"Deg-degan tau teh, aduh aku salah sapa ya, ko di wa teh Mila. Duh kenapa teh Mila WA ya. Dasar. Kayak apa aja ya. Padahan cuman namanya bawa pena enggak, dateng kajian gak dan tanya password Wifi 🤣


Sahabat, itulah beberapa hal tentang diriku. ketahuilah bahwa sehebat apapun yang kamu lihat tentang aku sekarang, semua tidak terlepas dari doa-doa tulus dari semua orang yang baik. Terutama doa-doa dari kedua orang tua ku. Ummi Siti Masuro dan Abi Jalaluddin. Kakak dan adek-adekku juga orang-orang yang mencintai dan sayang sama Aku.


Semoga kelak, siapaun kamu, yang akan menjadi pendamping hidupku (eaaa, aminkan atuh sahabat Mila)😉 bisa menerima aku apa adannya.


Mohon izinkan aku untuk terus berkidmat kepada ummat dengan skill dan kemampuan yang Allah titipkan. Karena sebelum aku hidup bersamamu, aku telah hidup bersama ummat. Ah berat ya. Semoga kamu berkenan ya.


Izinkan aku juga untuk terus belajar, dan sama-sama belajar ya. Karena hakikatnya apa yang ada dalam kehidupan ini adalah untuk senantiasa belajar dan menjadi pembelajar.


Salam,

Milah Smart



#tantanganzona3

#bundasayang8

#institutibuprofesional

#ibuprofesionaluntukindonesia

#bersinergijadiinspirasi

#ip4id2023


Tidak ada komentar:

Posting Komentar