Selasa, 11 Januari 2022

Zaki, Ketua Umum KAMMI, Sampaikan Empat Catatan Awal Tahun di Depan Ketua MPR RI

  

Zaky Ahmad Rivai -Ketua UMUM KAMMI


Ketua Umum PP KAMMI, Zaky Ahmad Rivai, menyampaikan empat cacatan awal tahun 2022 didepan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo di Gedung MPR Jakarta, (Selasa, 11/1).


Kegiatan yang digelar dengan menerapkan protokol kesehatan ini, dipelopori oleh  Kelompok Cipayung Plus yang berisi organisasi kepemudaan lintas elemen. Turut hadir dalam agenda ini yakni Ketua-ketua Umum dan Pengurus harian dari KAMMI, PII, HMI, PMKRI, IMM, PMII, HIMA PERSIS, HIKMAHBUDHI, KMHDI, LMND dan GMKI. 


Dalam kegiatan ini, masing-masing ketua umum organisasi mahasiswa dan pelajar menyampaikan pandangan, kritik, masukan, dan dukungan yang bertemakan Catatan Awal Tahun 2022. Salah satunya Ketua Umum PP KAMMI, Zaky Ahmad Rivai. 


Ia menyampaiakan empat hal yang harus menjadi perhatian pemerintah. Diantanya:


Pertama Pendidikan, Digitalisasi pendidikan yang tadinya menjadi impian bersama yakni menjadikan pendidikan kita lebih modern kini muncul berbagai masalah. Terutama adalah anak-anak baik dari pendidikan dini hingga atas sudah terpapar gadget. Sehingga interaksi dengan keluarga hingga lingkungan semakin berkurang. Perkembangan teknologi memang sangat membantu tetapi perkembangannya harus tetap kita kawal karena tentu ada hal-hal negatif harus diperhatikan.


Kedua, Penanganan Radikalisme, kami berharap penanganan Radikalisme tidak hanya ditataran opini, teori dan sigmatisasi saja. Tapi penanganan Radikalisme harus bisa menyeluruh. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia saat ini sudahlah paham bagaimana menangani Radikalisme tersebut. Maka jika pemerintah atau pihak manapun ingin memberantas Radikalisme dari tingkatan sekolah dan kampus maka yang diajak mahasiswa bukan aparat. Karena kami mahasiswa (OKP) sendiri yang bergabung dan bercengkrama langsung. Aparat itu tugasnya jika sudah terjadi hal-hal yang membahayakan. Sudah menjadi kewajiban kita bersama adalah Membendung Radikalisme dan Terorisme tersebut. Perihal toleransi juga demikian, Indonesia ini sudah paham, matang dann dewasa soal toleransi. Apalagi kita OKP tentu sudah paham bagaimana mengejawantahkan toleransi didalam kehidupan bersama.


Ketiga,  Ibukota Nasional. Pemindahan Ibukota apapun kajiannya seharusnya yang saat ini prioritas diperhatikan adalah ketimpangan ekonomi. Karena dampak Covid-19 terhadap ekonomi ini sangat luar biasa. Pelaku-pelaku UMKM yang masih konvensional juga dituntut shifting digital. Ini perlu penanganan khusus agar pertumbuhan ekonomi di lingkup menengah kebawah dapat survive. 


Keempat, Pelecehan & Kekerasan Seksual, kami salah satunya yakni mengedepankan kepemimpinan perempuan. Pelecehan dan kekerasan seksual ini banyak terjadi korbannya adalah perempuan, walaupun ada juga yang juga laki - laki. Tetapi kebanyakan korbannya adalah perempuan karena stigma terhadap perempuan yang lemah dan tidak pintar dan terus menerus terjadi hingga saat ini. Maka kami mengusulkan bagaimana kepemimpinan perempuan ini bisa menjadi hal yung kita usung dan junjung meskipun tetap mengutamakan kompetensi dan keahlian. Dan untuk Pelecehan dan Kekerasan Seksual ini Kami selalu berdiri bagaimana pencegahan ini bisa menyeluruh maka sikap-sikap kami dari RUUPKS hingga RUUTPKS kami bukannya menolak untuk payung hukum Kekerasan dan , kami ingin Pelecehan dan Kekerasan Seksual Pencegahannya bisa menyeluruh, merata dan komprehensif.


"Semoga kita semua sebagai anak bangsa tidak dipecah belah oleh isu-isu receh." Tutup Zaky


Terpisah, Bambang Soesatyo Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI),  menceritakan pengalaman dirinya hingga menjadi Ketua MPR. 


"Dipundak kalian nasib bangsa dan negara ditentukan. Karenanya yang Paling penting dalam hidup itu adalah kita tak boleh menyerah" tuturnya


Sebagai bangsa yang besar, para anggota Kelompok Cipayung Plus didorong untuk memaksimalkan atau memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia. Selain sumber daya alam, bonus demografi yang ada diharapkan untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dirinya tidak ingin Indonesia seperti Brasil yang gagal memanfaatkan bonus demografi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar